PWM Jawa Timur - Persyarikatan Muhammadiyah

 PWM Jawa Timur
.: Home > Artikel

Homepage

GERAKAN JAMAAH DAN DAKWAH JAMAAH

.: Home > Artikel > PWM
12 Februari 2015 18:44 WIB
Dibaca: 10835
Penulis : Majelis Tabligh PWM Jatim

Tahukah anda serangga kecil bernama lebah? Lebah adalah salah satu binatang yang namanya terukirindah dalam Al-Quran, salah satunya di surat An-Nahl ayat 68 dan 69. Di akhir ayat difirmankan bahwa “Sesungguhnya yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan”. Jika kita berpikir dan belajar, banyak sekali ibrah yang dapat diambil dari kehidupan lebah. Lebah adalah serangga mungil yang tidak mampu berpikir. Akan tetapi mereka mampu menyelesaikan sejumlah pekerjaan besar yang tak terbayangkan sebelumnya. Setiap pekerjaan tersebut membutuhkan perhitungan dan perencanaan khusus. Sungguh mengagumkan bahwa kecerdasan dan keahlian yang demikian ini ada pada setiap ekor lebah. Namun, yang lebih hebat lagi adalah ribuan lebah bekerjasama secara teratur dan terencana dalam rangka mencapai satu tujuan yang sama, dan mereka melaksanakan bagian pekerjaan mereka masing-masing secara penuh dan sungguh-sungguh tanpa kesalahan sedikitpun.

Ini dapat menjadi sebuah implementasi, bagaimana Gerakan Jamaah Dakwah Jamaah (GJDJ) dalam Muhammadiyah berjalan sesuai dengan yang dicontohkan oleh lebah. GJDJ adalah model dakwah yang diperkenalkan pada Muktamar ke-38 yang dilangsungkan di Makassar pada tahun 1971 sebagai bentuk intensifikasi pelaksanaan dakwah yang menjadi misi pokok persyarikatan. Untuk itu, mari kita pelajari lebih dalam bagaimana suatu koloni lebah terbangun. Dalam satu kelompok (disebut koloni), terdapat tiga tingkatan dengan tugas-tugas tertentu :

1.    Lebah Ratu (queen bee), berjenis kelamin betina merupakan induk semua lebah dalam satu koloni dalam satu koloni hanya satu ekor lebah ratu. Satu koloni lebah jumlahnya bisa mencapai 80.000 ekor. Secara genetik, sang ratu bertanggung jawab untuk mengkontribusikan karakteristiknya pada lebah lainnya yang terdapat di sarang. Oleh karena itu, lebah yang terdapat di sarang, sudah pasti “terbentuk dari elemen dasar yang sama” dengan sang ratu lebah.

2.    Lebah Betina, dikenal sebagai lebah pekerja jumlah lebah pekerja bisa mencapai puluhan ribu, 30.000 ekor lebah dan yang bibit unggul bisa mencapai sampai 60.000 ekor lebah. Lebah betina terbagi lagi menjadi beberapa kelompok :

·      Lebah perawat (nurse bees)

Lebah perawat adalah lebah pekerja yang khusus merawat ratu lebah dan anak-anaknya atau larva. Mereka bertanggung jawab untuk memproduksi royal jelly, serta memberi makan sang ratu dengan royal jelly, bee pollen dan madu.

·      Lebah pencari (scout bees)

Lebah pencari adalah lebah pekerja yang mencari sumber-sumber pollen, nektar dan propolis. Ketika mereka menemukan sumber makanan yang terbaik, mereka akan kembali ke sarang dan menginformasikannya kepada lebah pengumpul. Kemudian, lebah pengumpul pergi untuk mengumpulkan makanan tersebut.

·      Lebah pengumpul (collector bees)

Ketika mengumpulkan pollen dari bunga-bunga, lebah pengumpul hanya akan mengunjungi tipe bunga yang sama hingga semua pollen habis terkumpul. Pada saat lebah mengumpulkan pollen, ia juga mencampurkannya dengan sedikit madu dari mulutnya dan kemudian membentuk gumpalan pollen yang akan disimpan dalam kantong yang terdapat di kaki lebah.

3.    Lebah Jantan (Drones), jumlahnya hanya ratusan ekor lebah. Lebah jantan bertugas mengawini lebah ratu muda yang masih perawan jika akan membentuk koloni baru dan akan mati setelah kawin. Lebah jantan merupakan lebah dari telur tak terbuahi yang diberi makanan nektar dan madu biasa (bukan "royal jelly"). Enam belas hari setelah ratu lebah yang baru terlahir, ia terbang ke tempat lebah jantan yang telah menunggu kedatangannya. Setelah membuahi sang ratu, lebah jantan ini kemudian mati.

Meskipun dipimpin seekor "lebah ratu", komunitas (koloni) lebah selalu berbagi tugas secara rapi. Semua bekerja secara "profesional". Artinya, tidak ada yang saling mencoba untuk mengerjakan yang tidak sesuai dengan tugasnya. Tidak ada lebah yang bahkan tidak mengerjakan tugasnya. Semua bersinergi bahu membahu membangun sebuah peradaban yang terbentuk dalam satu sarang. Dan pada akhirnya hasil kerja dari koloni lebah ini dipergunakan untuk kemanfaatan semua pihak lain, terutama manusia.

GERAKAN DAKWAH MUHAMMADIYAH

Dalam sebuah organisasi gerakan, juga terdapat pembagian tugas yang semestinya dijalankan secara “profesional”. Karena tugas tersebut adalah alat untuk mencapai visi dan misi sebuah gerakan. Landasan didirikannya gerakan Muhammadiyah oleh KH. Ahmad Dahlan pada tanggal 18 November 1912 kiranya adalah antara lain Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 104 yang bermakna “Adalah diantara kamu umat yang mengajak kepada kebaikan, menyuruh mengerjakan yang benar dan melarang membuat yang salah, mereka itu orang yang beruntung.” 

Gerakan dalam makna harfiahnya adalah perpindahan tempat dari satu titik ke titik yang lain yang merupakan salah satu ciri hidup. Muhammadiyah yang hidup adalah Muhammadiyah yang bergerak. "Air diam akan berbau, air bergerak akan membawa manfaat bagi kehidupan". Dari itu, kita bisa melihat kenyataan di sekeliling kita bahwa yang statis (tidak bergerak, tidak berkembang) maka ia tidak hidup, atau kalaupun ia hidup maka hidupnya segan.

Gerakan Muhammadiyah pun memiliki tujuan untuk kemaslahatan manusia lewat gerakan dakwah. Ditinjau dari segi bahasa, dakwah berarti panggilan, seruan, atau ajakan. Bentuk perkataan tersebut dalam Bahasa Arab disebut mashdar. Bentuk kata kerja atau fi’il-nya adalah da’a – yad’u, yang berarti memanggil , menyeru, atau mengajak. Syeikh Ali Makhfudz dalam bukunya yang bertajuk Hidayatul Mursyidin berpendapat bahwa dakwah adalah “Mendorong manusia untuk berbuat kebaikan dan mengikuti petunjuk, menyeru mereka berbuat makruf dan mencegah mereka dari perbuatan mungkar, agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat. Ahli yang lain berpendapat bahwa dakwah adalah “Proses aktivitas mengubah suatu kondisi lain yang lebih baik lagi, yang dilakukan dengan sadar, sengaja, dan berencana”.

Muhammadiyah adalah suatu Persyarikatan yang merupakan "Gerakan Islam". Maksud
gerakan ialah dakwah Islam dan amar ma'ruf dan nahi munkar yang ditujukan
kepada dua bidang,  perseorangan dan masyarakat. Dakwah dan amar ma'ruf nahi munkar pada bidang pertama terbagi menjadi dua golongan , yaitu : kepada yang telah Islam bersifat pembaruan (tajdid), yaitu mengembalikan kepada ajaran-ajaran Islam yang asli murni dan kepada yang belum Islam, bersifat seruan dan ajakan untuk memeluk agama Islam. Adapun dakwah Islam dan amar ma'ruf nahi munkar bidang kedua ialah kepada masyarakat, bersifat perbaikan, bimbingan dan peringatan. 

Kesemuanya itu dilaksanakan dengan bermusyawarah atas dasar taqwa dan mengharap keridhaan Allah semata, menjalankan amanah yang diberikan Allah yang tertuang dalam Q.S. Ali-Imran ayat 104 “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung”. Dan dalam surat yang sama ayat 110, “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”.

Muhammadiyah adalah sebuah organisasi yang bergerak dan menggerakkan masyarakat untuk mewujudkan masyarakat utama, adil dan makmur yang diridhai Allah SWT. Dan setiap manusia, baik di Muhammadiyah atau tidak di Muhammadiyah, sesuai dengan ayat yang tertulis di atas, memiliki kewajiban untuk berdakwah, menyeru pada yang ma’ruf dan mencegah yang munkar. Dengan dakwah, selain kita dapat menjadi umat yang terbaik di mata Allah, juga menggerakkan manusia untuk selalu berbuat sesuai dengan yang diperintahkan, menuju kebahagian, kesuksesan, dan keberkahan dari Allah SWT.

 

MENGEMBANGKAN KESADARAN BERJAMAAH SEBAGAI PRINSIP DALAM GERAKAN DAKWAH

Lebah selalu hidup dalam koloni besar, tidak pernah menyendiri. Mereka pun bekerja secara kolektif, dan masing-masing mempunyai tugas sendiri-sendiri. Ketika mereka mendapatkan sumber sari madu, mereka akan memanggil teman-temannya untuk menghisapnya. Demikian pula ketika ada bahaya, seekor lebah akan mengeluarkan feromon (suatu zat kimia yang dikeluarkan oleh binatang tertentu untuk memberi isyarat tertentu) untuk mengundang teman-temannya agar membantu dirinya. Ini menjadi koloni lebah terbentuk sebagai suatu kesatuan yang kuat dan memberi banyak manfaat.

Manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat (homo socius/ social animal/ zoon politicon). Di dalam menjalani kehidupanya manusia juga tidak bisa hidup sendiri. Mereka membutuhkan orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam menjalankan sebuah misi dakwah, persyarikatan Muhammadiyah juga tidak bisa dijalankan oleh perseorangan. Sehingga, muncullah konsep GJDJ, yang merupakan alternatif Muhammadiyah  sebagai pemecahan terhadap segala masalah dan tantangan yang dihadapi masyarakat, dengan jalan : Muhammadiyah menggerakkan segenap anggotanya yang berada dan tinggal di suatu lingkungan tempat tinggal tertentu, untuk secara serempak mengambil prakarsa dan membangun kehidupan bersama dengan warga masyarakat lainnya yang tinggal di lingkungan tersebut. Prakarsa tersebut tidak membedakan golongan, ras, suku, status sosial, mata pencaharian, dsb., menuju terwujudnya sebuah kehidupan yang sejahtera lahir batin, dipenuhi kedamaian, kerukunan, kebersamaan, keadilan, dsb.

Bentuk kehidupan bersama yang diprakarsai dan dibangun oleh sekelompok anggota Muhammadiyah di sebuah lingkungan tempat tinggal tertentu itulah yang disebut jamaah. Seruan untuk berjamaah difirmankan Allah sebagai berikut : “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.” (Q.S. Ali-Imran:103).Jamaah menjadikan sebuah gerakan lebih kokoh dan mampu untuk lebih cepat mencapai visi misi yang telah ditentukan. “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” (Q.S. Ash-Shaff: 4).

Pengertian jamaah adalah sekelompok keluarga/rumah tangga dalam satu lingkungan tempat tinggal dan merupakan satu ikatan yang dijiwai kesadaran hidup berjamaah, yang pembentukan dan pembinaanya diusahakan oleh anggota Persyarikatan. Jamaah merupakan organisasi informal yang tidak perlu membawa-bawa nama Muhammadiyah, karena jamaah adalah lembaga masyarakat, bukan eselon Persyarikatan. Inti jamaah adalah sekelompok anggota Muhammadiyah yang mengambil inisiatif membentuk dirinya sebagai potensi penggerak. Pembinaan kepada jamaah dilakukan dengan cara dakwah jamaah. Dakwah jamaah ini menjadi suatu sistem dakwah, yang aktifitas dakwahnya bertumpu sepenuhnya kepada mutu, kegiatan, dan pengorganisasian anggota Persyarikatan seumumnya tanpa kecuali.

Berdasarkan pengertian diatas, maka GJDJ itu bergerak pada basis kelompok-kelompok umat. Dengan kata lain, bisa disebutkan bahwa GJDJ merupakan gerakan dakwah yang berbasiskan komunitas atau satuan unit masyarakat untuk menata dan mewujudkan alam kehidupan yang lebih baik, sesuai dengan perintah dan Sunah-Nya. Dihitung berdasarkan jumlah jamaah, idealnya GJDJ terdapat sepuluh sampai lima belas kepala keluarga. Melalui dan di dalam komunitas-komunitas tersebut, warga dan aktifis Muhammadiyah bisa menjalankan kewajiban dakwahnya.

Aktifitas jamaah merupakan kegiatan bersama yang dipilih, disetujui, dan disepakati oleh seluruh warga jamaah, meliputi segenap aspek kehidupan, yang proritasnya tentu saja sangat tergantung pada permasalahan pokok yang dihadapi serta lingkungan strategis yag mengitari setiap jamaah. Pokok-pokok kegiatan jamaah dapat dikembangkan di berbagai bidang, di antaranya bidang pendidikan, sosial, ekonomi, kebudayaan, dan hukum. Tiap warga Muhammadiyah otomatis memiliki amanah untuk menjalankan misi dalam gerakan dakwah amar ma’ruf nahi munkar.

Untuk itu, ranting menjadi basis dan ujung tombak gerakan Muhammadiyah. Ranting merupakan kesatuan anggota dalam suatu tempat atau kawasan. Jika diperhatikan ketentuan dalam AD/ART Muhammadiyah, tugas pokok ranting adalah pertama, membina anggota. Kedua, membina masyarakat lingkungannya melalui program dakwah konvensional dan program dakwah jamaah. Tugas pembinaan anggota merupakan tugas yang sangat penting dan strategis, mengingat Muhammadiyah adalah sebuah gerakan dakwah yang mengoperasionalkan gerakan dakwahnya memerlukan pelaksana yang benar-benar memahami visi dan misi gerakan, di samping memiliki wawasan, keahlian, dam keterampilan yang diperlukan bagi pelaksanaan dakwah tersebut. Dalam kaitan Muhammadiyah sebagai organisasi gerakan, posisi, dan peranan anggota adalah sebagai kader atau inti gerakan. Anggota adalah pelaku utama dalam proses gerakan dakwah yang multidimensional itu. Dengan demikian, pada dasarnya tidak seorangpun dari anggota Muhammadiyah tidak mengemban tugas dakwah. Mekanisme penugasan anggota dalam kegiatan dakwah melalui dua jalur. Pertama, jalur Amal Usaha, baik yang dikelola oleh cabang maupun oleh daerah dan wilayah. Kedua, melalui jalur dakwah jamaah.

Ranting dituntut untuk mampu mempersiapkan anggotanya agar sebagian mampu  melaksanakan kegiatan di berbagai amal usaha dan sebagian lagi mampu menggerakkan dakwah jamaah. Tugas pembinaan anggota dengan sasaran semacam itu, bukanlah tugas yang ringan. Pelaksanaan tugas tersebut memerlukan keuletan, ketekunan, dan kesabaran serta keterampilan dan kemampuan. Jadi, hidupnya Muhammadiyah dimulai dari berdetaknya ranting melalui kegiatan jamaah yang dapat dilakukan melalui dua jalur, yaitu amal usaha dan dakwah jamaah. Ranting-ranting yang masih separuh nyawa harus dihidupkan kembali dengan menumbuhkan kesadaran dan pembekalan agar para anggotanya siap untuk melaksanakan amanah dari Gerakan Dakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar yang diusung Persyarikatan Muhammadiyah.

Di mana ruang sebuah jamaah dapat menjalankan amanah Gerakan Dakwah Muhammadiyah? Tentunya di tempat-tempat yang terdapat suatu komunitas di dalamnya. Masjid menjadi basis utama terselenggaranya dakwah jamaah. Jika kita perhatikan kehidupan K.H. Ahmad Dahlan, beliau tidak pernah terlepas dari masjid. Oleh Sultan Hamengku Buwono VII beliau diangkat menjadi Ketib Masjid Agung Kauman Yogyakarta, dengan mendapatkan julukan Ketib Amin. Mengingat pentingnya arti masjid itulah maka salah satu butir usaha Muhammadiyah dalam rangka mencapai tujuannya adalah “Mendirikan dan memelihara tempat ibadah (rumah wakaf dan masjid)”.

Di antara pemasalahan yang kita temui dalam rangka pembinaan masjid adalah kemakmurannya. Dari segi fisik bangunan, sudah banyak masjid-masjid yang dibangun megah berarsitekturkan apik. Namun, kegiatan yang meliputi di dalamnya masih kurang terasa. Jamaah dapat memainkan peran dengan memakmurkan masjid sekaligus mengajak orang lain untuk ikut memakmurkan masjid. Orang yang memakmurkan masjid termasuk ciri orang yang beriman sesuai dalam Quran Surat At-Taubah ayat 18 “Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan sholat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk”. Komunitas lainnya dapat melalui kantor, pasar, perkumpulan-perkumpulan warga seperti PKK, Karang Taruna, atau komunitas hobi/minat. 

 

PENUTUP

Albert Einstein mengeluarkan pernyataan konsepsi baru tentang waktu “Kalau lebah menghilang dari permukaan bumi, manusia hanya punya sisa waktu hidup empat tahun.Tak ada lagi lebah, tak ada lagi penyerbukan, tak ada lagi tumbuhan, tak ada lagi hewan, tak ada lagi manusia.” Hal ini terindikasi oleh National Academy of Sciences pada Oktober 2011 yang menyatakan bahwa sektor pertanian Amerika Serikat terlalu bergantung pada lebah madu sebagai penyerbuk. Reuters melaporkan, produksi pertanian Amerika Serikat yang bergantung pada lebah mencapai 15 miliar USD per tahun, hampir sepertiga produk pertanian pangan di Amerika Serikat. Sehingga, jika tidak ada lebah sebagai penyerbuk, otomatis akan mengurangi jumlah produksi pangan.

Apakah Muhammadiyah juga memberi pengaruh yang signifikan terhadap masyarakat jika seandainya Muhammadiyah tidak lagi terasa eksistensinya?Itu semua bergantung pada jamaah yang bergerak di dalamnya. Jika satu orang dapat membawa manfaat bagi kemaslahatan umat, bagi tercapainya tujuan mulia yang diusung oleh Muhammadiyah sesuai perintah Allah SWT dan Rasul dalam Quran dan Hadits; maka bayangkan bagaimana kekuatan gerakan dakwah bila dilakukan secara berjamaah. Sebaliknya, bila tiap pengurus, anggota, dan kader Muhammadiyah tidak bergerak dengan kata lain diam, serta pasif terhadap bagaimana cara agar Muhammadiyah tumbuh dan berkembang, maka itu akan menjadikan Muhammadiyah mati. Karena bergerak, tumbuh, dan berkembang adalah ciri kehidupan.


Tags:
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori :

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website